Wednesday, October 21, 2009

SISTEM AKHLAK ISLAM (Siri 2)

AKHLAK ISLAM SECARA UMUM

Islam dengan secara umumnya menyeru manusia agar berakhlak baik. Firman Allah Subhanahuwata’ala yang bermaksud:
“Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
(Al-Isra’: 53)

Islam mendakwahkan manusia agar berkata yang baik. Setiap orang harus berkata baik dalam semua bentuk, baik semasa memanggil mahupun semasa berbicara.

Dalam ayat lain Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan, Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
(An-Nahl: 90)

Dakwah Islam menyeru manusia menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan keji dan buruk. Dakwah seperti ini juga terdapat dalam beberapa hadis, seperti (antara lain, bermaksud):
“Bertakwalah kamu kepada Allah di mana sahaja kamu berada, ikutilah kejahatan itu dengan kebaikan, nescaya kebaikan dapat menghapuskan kejahatan. Berakhlaklah (bergaullah) kepada manusia dengan akhlak yang baik”.

Akhlak yang baik termasuk dalam kumpulan amal yang baik. Dalam hadis diterangkan (antara lain, bermaksud):
“Dengan akhlak yang baik seorang hamba boleh mencapai darjat orang yang mendirikan qiamulail dan berpuasa di siang hari”.

Islam tidak sekadar berdakwah agar manusia berakhlak baik secara umum dan meninggalkan akhlak keji, tetapi juga menerangkan akhlak itu secara terperinci. Ini supaya manusia tidak salah faham tentang erti akhlak. Islam menerangkan jenis-jenis akhlak buruk yang harus ditinggalkan dan jenis-jenis akhlak baik yang harus diamalkan.

Berikut akan dikemukakan contoh-contoh akhlak berdasar Al-Quran dan As-Sunah.

CONTOH AKHLAK DALAM AL-QURAN

1) Menunaikan janji

“Hendaklah kamu menepati janji, sesungguhnya manusia itu akan dipertanggungjawabkan (diperiksa) tentang janjinya ”.
(Al-Isra’: 34)
2) Larangan bercakap sesuatu yang tidak diketahui.

Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dipertanggungjawabkan (diperiksa).”
(Al-Isra’: 36)

3) Larangan berlaku sombong dan takbur.

Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, Karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.
(Al-Isra’: 37)

4) Larangan berlaku boros, membazir, tamak dan kedekut (bakhil).

Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.”
(Al-Isra’: 26-27)

“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya, nanti kamu menjadi tercela dan menyesal.”
(Al-Isra’ :29)

5) Suruhan berlaku adil dalam semua keadaan dan terhadap semua manusia bahkan kepada orang-orang yang kafir.

Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, meskipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah, yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.”
(Al-An’am: 152)

6) Suruhan bantu membantu dalam melakukan kebaikan dan taqwa.

Firman Allah Subhanahuwata’ala yang bermaksud:
“Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah.”
(Al Maidah: 2)

7) Kezaliman membawa akibat yang buruk di hari kiamat dan membawa kepada siksaan yang pedih.

Kezaliman terdiri dari pelbagai jenis, manakala kezaliman yang paling keji ialah melanggar peraturan Allah dan berdusta terhadap Allah. Orang zalim terputus hubungan dengan Allah dan jauh daripada rahmat Allah. Islam melarang kezaliman. Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.” (As-Syu’ara’ : 227)

“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan.”
(Al-An’am : 21)

“Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim.”
(Al-Baqarah : 229)

“dan bagi orang-orang yang zalim sekali-kali tidak ada seorang penolongpun.”
(Al-Hajj : 71)

8) Sabar sebahagian dari iman sepertimana kepala sebahagian dari tubuh.

Seorang muslim harus bersabar dalam melakukan ketaatan, bersabar dalam meninggalkan maksiat dan bersabar dalam menghadapi takdir Allah. Dengan bersabar, seseorang akan menjadi orang yang baik dan berbuat baik. Orang yang bersabar akan dicurahkan rahmat oleh Allah Subhanahuwata’ala. Justeru itu Islam memerintahkan umatnya bersifat sabar. Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”
(S. Ali Imran :200)

“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.”
(Ar-Rum : 60)

9) Benar adalah tanda atau buah iman.

Islam memerintahkan muslim agar bersifat benar. Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”
(Taubah : 19)

10) Dusta adalah satu kehinaan. Pendusta akan dijauhkan daripada hidayah Allah dan akan menjadi orang munafik. Islam melarang berdusta. Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.”
(Ghafir : 28)

“Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, kerana mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga kerana mereka selalu berdusta.”
(At-Taubah : 77)

11) Sombong, ujub, kikir dan riya’ adalah sifat-sifat atau penyakit-penyakit yang hina dan merbahaya yang akan menghapuskan cahaya hati sehingga, pada akhirnya, seseorang itu akan jauh daripada Allah. Islam melarang seseorang daripada memiliki sifat-sifat tersebut. Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(Luqman : 18)

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”
(An-Nisa’ : 36)

“(Iaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan kurnia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka, dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka kerana riya’ kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.”
(An-Nisa’ : 37-38)

12) Orang-orang yang beriman memelihara akhlak sewaktu berjalan dan bercakap. Sewaktu berjalan, tidak terlalu lambat dan tidak pula terlalu cepat. Sewaktu bercakap tidak terlalu nyaring, jika nyaring itu tidak diperlukan. Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keldai.”
(Luqman : 19)

13) Tetap di atas kebenaran, beribadah dan menjalankan perintah din. Semua ini adalah buah iman dan akan membawa manusia kepada kesalihan dan ketaatan hingga mencapai keuntungan dan keredhaan daripada Allah. Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Rabb kami ialah Allah", kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
(Fushilat : 30)

14) Syurga adalah tempat orang-orang yang salih, bertaqwa dan berakhlak baik. Bakal penghuni-penghuni syurga ialah mereka bertaqwa baik dalam keadaan lapang mahupun sempit, menafkahkan harta dan tidak kikir meskipun harta yang dimiliki itu sedikit. Mereka dapat menahan marah demi mentaati perintah Allah, takut kepada kemurkaan-Nya dan mengharapkan pahala dari-Nya. Mereka tidak menuntut hak orang lain, bahkan sebagian daripada hak mereka dikorbankan untuk kepentingan dan kebaikan umat manusia. Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Iaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang mahupun sempit, dan orang-orang yang menahan marahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang lain, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
(Al Imran : 133-134)

15) Islam melarang umatnya berhasad dengki. Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman terlebih duhulu daripada kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."
(Al-Hasyr : 10)

16) Seorang yang berakhlak tidak menghabiskan masanya melayani orang jahil (melainkan jika orang itu ingin memahami Islam). Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang jahil”.

17) Islam melarang mencaci, menghina dan memperolok-olokkan antara sesama muslim. Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik daripada mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
(Al-Hujarat : 11)

18) Akhlak mukmin adalah tanda keimanan orang-orang beriman.

Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang bermaksud:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman. (Iaitu) orang-orang yang khusyu' dalam solahnya. Dan, orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang sia-sia. Dan, orang-orang yang menunaikan zakat. Dan, orang-orang yang menjaga kehormatannya. Kecuali terhadap isteri-isteri atau hamba yang mereka miliki. Maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara solahnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. (Yakni) yang akan mewarisi syurga firdaus, mereka kekal di dalamnya.”
(Al-Mukminin : 1-11)

“Dan hamba-hamba Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka. Dan orang-orang yang berkata: "Ya Rabb kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal". Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.”
(Al-Furqan : 63-66)

No comments:

Post a Comment