Sunday, February 21, 2010

Tanda Hati Yang Hidup (Siri 1)

Hati yang hidup dimaksudkan disini adalah keserasian antara ucapan yang keluar dari mulut dengan segenap perasaan. Antara tanda atau sifat hati yang hidup sepertimana yang dinyatakan di dalam Al Quran dan sunnah ialah:

1. Lapang Dada

Ibnu Mas’ud ra berkata, “Pada suatu hari kami bertanya kepada Rasulullah SAW, tentang firma Allah SWT yang bermaksud:
“Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya (untuk) menerima agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya” (Surah Az Zumar [39]: 22).
Bagaimana dada menjadi lapang? Rasulullah SAW menjawab, “Ketika cahaya masuk ke dalam hati, dada pun menjadi lapang dan terbuka.” Kami bertanya kembali, “Ya, Rasulullah, apa tanda-tandanya?”
Rasulullah menjawab, “Kembali kepada akhirat yang abadi, mengabaikan dunia yang penuh tipu muslihat dan bersiap siap menyambut kematian sebelum kedatangannya,” (HR Al Baihaqi)

2. Bergetar ketika mendengar nama Allah disebut

Firman Allah yang bermaksud:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gementarlah hati mereka.”
(Surah Al Anfal [8] :2)

Perkataan gementar dalam ayat di atas bermaksud takut, bergoncang dan degupan jantungnya bertambah cepat. Orang yang rabbani merasakan hal ini ketika berzikir kepada Allah SWT.

Ummu Darda’ berkata, ”Getaran di dalam hati bagaikan panasnya bisul.”

3. Khusyuk

Firman Allah yang bermaksud:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (iaitu) orang –orang yang khusyuk dalam solatnya.”
(Surah Al Mukminun [23] : 1-2)
”Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.”
Surah al Anbiya’ [21] :90)

Ketika mendefinisikan khusyuk, Ibnu Rajab berkata: ”Asal dari khusyuk adalah kehalusan, kelembutan, ketenangan, ketundukan, kelemahan dan kepedihan hati. Apabila hati khusyuk ia akan diikuti oleh khusyuknya seluruh anggota tubuh, kerana seluruh anggota tubuh adalah pengikut baginya. Sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW: ”Ingatlah sungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal darah. Jika ia baik maka baiklah seluruhnya tubuh dan jika ia rosak maka rosaklah seluruh tubuh. Ingatlah sesungguhnya ia adalah hati.
(HR Bukhari & Muslim)

Apabila hati khusyuk, telinga, mata, kepala, wajah dan seluruh anggota tubuh lainnya, serta semua yang muncul dari anggota tubuh tersebut, sehingga perkataan menjadi khusyuk. Oleh kerana itu, Rasulullah SAW dalam rukunya berzikir, ”Telinga, mata, otak dan tulangku khusyuk kepadaMu.”
(HR Muslim dan Tarmidzi)

Ketika seseorang memaksakan kekhusyukan pada anggota tubuh dan pandangan matanya, namun tidak pada hatinya, itu adalah kekhusyukan yang munafik. Itulah yang ditakutkan para ulama salaf. Salah seorang dari mereka berkata, ”Berlindunglah kepada Allah dari kekhusyukan munafik”. Orang-orang bertanya, ”Apa itu kekhusyukan yang munafik?” Dia menjawab, tubuh terlihat khusyuk sedangkan hati tidak.” Oleh sebab itu, orang yang menampakkan kekhusyukan, namun jauh dari kenyataan di dalam hatinya, itu adalah kemunafikan di atas kemunafikan. Pangkal kekhusyukan yang muncul di dalam hati adalah adanya makrifat kepada Allah dan mengetahui keagungan, kemuliaan serta kesempurnaanNya. Orang yang makrifatnya kepada Allah lebih dalam, maka ia lebih khusyuk.

Rujukan dari buku Ath-Thariq ila ar-Rabbaniyyah; Manhajan wa Sulukan, Dr Majdi al-Hilali (Judul Terjemahan: Pribadi Yang Dicintai Allah; Menjadi Hamba Rabbani, terjemahan A.Ikhwani) Maghfirah Pustaka, Jakarta, 2005, p 32-35.]