Wednesday, May 27, 2009

PENGHALANG DARIPADA MENGENAL ALLAH (SIRI 1)

PERKARA-PERKARA YANG MENGHALANG DARIPADA MENGENAL ALLAH

Pelbagai godaan seperti kesenangan, kelazatan, kedudukan, pakaian, wanita, harta, anak dan lain-lain, menghalang seorang hamba daripada mengenali Allah Subhanahuwata’ala.

Penghalang-penghalang tersebut bersumberkan penyakit syahwah (yang berkaitan dengan hati yang berupa nafsu dan kesenangan) dan penyakit syubhat (pelbagai hal yang menimbulkan keraguan dan lebih berkaitan dengan permasalahan akal).

PENGHALANG-PENGHALANG YANG BERASAL DARIPADA PENYAKIT SYAHWAT

Firman Allah Subhanahuwata’ala yang bermaksud:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, iaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak daripada jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (syurga)."
(Ali Imran, 3:14)

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya (Tuhan) dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"
(Al-Jatsiyah, 45:23)

Penyakit syahwah akan menimbul pelbagai penghalang untuk mengenali Allah Subhanahuwata’ala:

1) Al-Fisqu (kefasikan)

Orang yang fasik adalah orang yang ternoda kehormatan dan kelayakannya akibat dosa dan kesalahan yang ia lakukan. Firman Allah Subhanahuwata’ala yang bermaksud:
"26. Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah daripada itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahawa perumpamaan itu benar daripada Rab mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah. Dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,

27. (Iaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi."
(Al-Baqarah, 2: 26,27)

Firman-Nya lagi yang bermaksud:
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka itulah orang-orang yang fasik."
(Al-Hasyr, 59:19)

2) Al-Kibru (Kesombongan)

Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam mendefinisikan sombong itu sebagai menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Firman Allah Subhanahuwata’ala yang bermaksud:
"Ilah (Tuhan) kamu adalah Ilah (Tuhan) yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong."
(An-Nahl, 16:22)

"(Iaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka, amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenangnya."
(Al-Mu’min, 40:35)

"Sesungguhhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka, tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kesombongan yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya. Maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
(Al-Mu’min, 40: 56)

Allah berfirman yang bermaksud: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?". Menjawab iblis, "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya darpadai api sedang dia Engkau ciptakan daripada tanah".
(Al-A’raf, 7:12)

3) Al-Zulmu (Kezaliman)

Kezaliman adalah sikap melampaui batas atau menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Kemusyrikan adalah kezaliman yang besar kerana nenempatkan makhluk sejajar dengan Allah Subhanahuwata’ala. Firman Allah Subhanahuwata’ala yang bermaksud:
"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam? dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim."
(As-Saf, 61:7)

4) Al-Kazibu (dusta)

Dalam sebuah hadith, Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam menyatakan bahawa dusta membawa seseorang itu kepada dosa, dan dosa pula membawanya ke neraka. Firman Allah Subhanahuwata’ala yang bermaksud:
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta."
(Al-Baqarah,2:10)

5) Kasratul Ma’asi (Banyak berma’siat)

Segala yang berlawanan dengan keta’atan adalah ma’siat. Firman Allah Subhanahuwata’ala:
"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka."
(Al-Muthaffifin, 83:14)

Penyakit-penyakit hati mengundang kemurkaan Allah Subhanahuwata’ala dan menggelapkan hati sehingga sukar untuk mengenal Allah Subhanahuwata’ala dengan lebih dekat.

Jalan pengubatan ialah setiap muslim hendaklah segera bangkit, bertaubat dan bermujahadah melawan nafsunya demi menjauhkan dirinya daripada penyakit-penyakit hati. Firman Allah Subhanahuwata’ala yang bermaksud:
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami, dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."
(Al-Ankabut, 29: 69)

Rujukan:
1) Jasiman, Lc., Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah, Auliya Press Solo, Surakata, Indonesia, Cetakan pertama Julai 2005.
2) Ummu Yasmin, Materi Tarbiyah: Panduan Kurikulum Bagi Da’i dan Murabbi, Media Insani, Tunggulsari, Solo, Cetakan kedua Januari 2005.
3) Tim BIP, Materi Tarbiyah Edisi Lengkap: Syarah Rasmul Bayan, Solo, Cetakan pertama Januari 2006.
4) Al-Qur’an dan terjemahan.

No comments:

Post a Comment