Monday, May 19, 2008

Hati Yang Hidup

Firman Allah yang bermaksud: “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gelita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.”
(Surah Al An’am: Ayat 122)

Al Quran adalah kehidupan dan cahaya yang tidak ada keraguan padanya.

Hati terbahagi kepada dua: Hati yang hidup dan hati yang mati. Adapun hati yang hidup adalah hati yang benar-benar dianggap ada, sedangkan hati yang mati seolah-olah tidak wujud.

“Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.”
(Surah Qaf: ayat 37)

Hati yang hidup dapat menilai dan merasai ucapan yang baik dan buruk, memahami dengan jelas sasaran sesuatu ayat, memahami tujuan yang dekat dan jauh, dapat melihat dan memperhatikan petunjuk-petunjuk alam nyata dan visual serta mampu membedakan antara yang buruk (berbahaya) dan yang berguna.

Hati yang hidup dapat merasakan semua itu dengan perasaan yang kuat sehingga mampu menentukan nilai-nilai yang baik untuk diikuti dan tujuan-tujuannya yang paling tinggi. Sehingga ia mengarahkan semua usaha kepadanya dalam bentuk perkataan dan perbuatan; mengerahkan semua anggota badan untuk meraihnya sehingga mencapai apa yang diinginkan, meskipun mengalami berbagai kesusahan atau menemui kesulitan dan bencana.

Al Quran memiliki ciri Rabbani, kalam Ilahi, pengaruh yang sempurna bagi hati yang sedar dan jiwa yang bersih. Terdapat tarikan dari sudut kefasihan, mukjizat bahasa dan ungkapan yang indah, logika yang baik, cita rasa yang tinggi, susunan kalimat yang mengkagumkan, pengarahan yang jujur dan pengetahuan yang benar.

Al Quran yang memiliki ciri-ciri sedemikian merupakan ruh yang berasal dari Allah SWT. Allah meniupkan ruh itu ke dalam hati-hati yang mati dan menuangkannya ke dalam rongga-rongga dada yang diam, sehingga menjadi hidup, bangkit dan bergerak. Allah mengembalikan kepadanya segala makna kehidupan yang kuat, memancar dan produktif. Al Quran dengan segala kekhususannya ini merupakan cahaya yang kuat dan menyala-nyala. Memerangi jalan hati tersebut setelah memberinya rasa kehidupan dan kekuatan makhluk hidup. Firman Allah yang bermaksud:

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya, kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Iaitu) jalan Allah yang kepunyaanNya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah bahawa kepada Allahlah kembali semua urusan.” (Surah Asy-Syura: Ayat 52 – 53)

Al Quran telah memberi kepada generasi pertama umat ini dari kalangan Muhajirin, Ansar dan tabi’in, suatu kehidupan baru dalam segenap aspek kehidupan. Cahaya baru yang menyinari jalan mereka dari setiap sudutnya. Menghidupkan hati mereka setelah membeku. Menyatukan mereka setelah tercerai berai. Mengeluarkan mereka dari kemiskinan. Dan menjadikan mereka pemimpin-pemimpin dunia sehingga dapat memberikan petunjuk dengan izin Tuhan menuju keadilan, kebajikan, sarana kebahagiaan dan keselamatan. Mereka itulah contoh sebenar bagi hati yang hidup.


[Petikan Buku Ceramah-Ceramah Jum’at Hasan Al Banna, Ishom Talimat, terjemahan M.Misbach, Robbani Press, Jakarta, 2008, p144-146]

No comments:

Post a Comment