Tuesday, April 15, 2008

Cinta Dunia

Siapa di antara kita yang ingin menjadi manusia yang dicintai dan diredhai Allah swt?

Inginkah kita menjadi insan yang bersegera pergi ke masjid dan menunggu waktu solat berikutnya setelah menunaikan solat sebelumnya?

Insan yang bangun di tengah malam untuk bermunajat dan menumpahkan air mata. Insan yang bersedekah dengan tangan kanan tanpa diketahui oleh tangan kiri; insan yang ikhlas bersedekah. Insan yang khusyuk dalam solatnya dan menghadap Tuhan dengan sepenuh hati. Insan yang banyak berdoa dan berzikir. Insan yang tidak mengejar dunia melainkan mencari kebahagiaan akhirat. Insan redha dengan qadha dan qadar Allah. Insan yang bersegera melakukan kebaikan, selalu membantu yang memerlukan dan berusaha membela yang teraniaya. Insan yang menyambung tali silaturahim dengan yang memutuskannya, memberi kepada yang tidak mahu memberi dan memaafkan yang menzalimi.

Ya, kita semua menginginkannya. Akan tetapi, sulit bagi kita merealisasikannya. Tatkala memulakan solat, suasana dunia muncul dalam pemikiran kita. Ketika memulakan bacaan Al Quran, hati-hati kita berlarian menuju lembah-lembah kehidupan. Ketika membaca dan mendengarkan hal-hal yang wajib dilakukan, kita pun terpengaruh untuk melakukannya. Kita merasa sedih atas keadaan kita ini. Namun, kita masih tidak berubah, masih lagi jauh dari menjadi insan yang dicintai dan diredhai Allah. Kita berusaha untuk membaiki dan melakukan muhasabah diri, akan tetapi kita tidak mampu untuk meningkatkan diri kita.

Apakah penyebab semua ini? Bukahkah dalam hati kita terdapat iman? Lalu mengapa iman itu tidak mampu mendorong kita untuk melakukan amal soleh? Mengapa selama berabad-abad, amalan para sahabat, kalangan salaf dan orang-orang soleh dari umat ini, sesuai dengan ucapan mereka; sedangkan kita hanya berbicara, berangan-angan dan bermimpi, tetapi tidak mampu untuk menunaikannya?

Hal ini tentunya kerana ada jurang antara akal dan hati kita. Akal yang memiliki fungsi membaca, mendengar dan merasa yakin, serta memberi isyarat kepada hati. Sementara hati yang dipengaruhi isyarat akal, seringkali tidak mampu memerintah anggota tubuh untuk menunaikannya. Tahukah anda mengapa? Kerana ia tertawan oleh hawa nafsu dan cinta dunia, serta terikat di bumi dan terkekang oleh syahwatnya.

Benar dalam hati terdapat iman kepada Allah dan Hari Akhirat. Hal ini kelihatan dalam perbuatan baik yang kita lakukan. Kita juga dapat mengetahui dengan jelas kadar dunia di dalam hati kita, yakni melalui berbagai perbuatan yang memperlihatkan sejauh mana keterikatan kita dengan dunia.

Berdasarkan hal ini, saya katakan bahawa kita tidak akan mampu melakukan apa yang kita inginkan dan diredhai Allah, kecuali kita dapat membebaskan kehendak kita dan membersihkan hati dari belenggu kekuasaan hawa nafsu serta menyerahkannya kepada Allah semata.

[Petikan dari buku Ath-Thariq ila ar-Rabbaniyyah; Manhajan wa Sulukan, Dr Majdi al-Hilali (Judul Terjemahan: Pribadi Yang Dicintai Allah; Menjadi Hamba Rabbani, terjemahan A.Ikhwani) Maghfirah Pustaka, Jakarta, 2005, p 7-8.]

No comments:

Post a Comment